Entri Populer

Selasa, 27 September 2011

pola penyebaran dan penyebab CACAR, BATUK REJAN, dan DEMAM ENTERIK

Cacar
Cacar dapat merujuk pada:
  • Cacar air, penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster
  • Variola (Smallpox), penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus Variola major atau Variola minor
  • Cacar unggas, penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus familia poxviridae.

Penyebab  Cacar air atau Varicella simplex
Disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster dengan gejala di kulit dan selaput lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi. Virus varicella-zoster adalah virus penyebab cacar air dan cacar ular (herper zoster). Inang dari virus ini hanya terbatas pada manusia dan primata (simian). Stuktur partikel virus (virion) varicella-zoster berukuran 120-300 nm. Genom virus ini berukuran 125 kb (kilo-basa) dan mengandung sedikitnya 69 daerah yang mengkodekan gen-gen tertentu. Virion terdiri dari glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda. Bagian nukleokapsid berbentuk ikosahedral, berdiameter 100-110 nm, dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56-60 °C dan menjadi tidak berbahaya apabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak.
Pola Penyebaran
Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan.Penyakit ini disebarkan secara aerogen,  aerogen adalah istilah untuk merujuk kepada penyebaran suatu penyakit lewat perantara udara. Beberapa virus menggunakan sarana ini untuk menempati inang baru. Influenza, Cacar air bahkan SARS atau Severe Acute Respiratory Syndromme menggunakan cara ini. Penyakit ini cepat sekali menular pada orang-orang dilinhkungan penderita . Penyebaran sangat menular terutama pada anak-anak, jika menyerang orang dewasa gejala biasanya lebih berat.
Penyebab Variola atau Variola vera
disebabkan oleh virus Variola major atau Variola minor, family Poxviridae
Genus Orthopoxvirus.
Batuk Rejan
Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang.
Penyebab
Penyakit ini biasanya diakibatkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh B. parapertussis, kokkobassilus gram negatif pada individu yang tidak di vaksinasi dengan vaksin difteri-pertusis-tetanus (DPT)
Penularan
Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yg mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut.

DEMAM TIFOID (DEMAM ENTERIK)
Demam tifoid[1], atau typhoid[2] adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi.[3] Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja
PENYEBAB
Penyebabnya adalah kuman yang namanya : Salmonella typhi  dan ada  lagi satu saudaranya yaitu Salmonella Paratyphi. Kedua kuman ini masuk kebadan kita dengan cara melalui makanan atau minuman yang tercemar dan tertelan masuk kedalam lambung dan seterusnya kuman masuk kedalam usus dan berkembang biak di sana  dan mulailah ia akan menimbulkan gejalanya. Sebenarnya kuman ini dapat menyebar ke hati ,paru-paru bahkan dapat sampai ke Otak dan ini akan berakibat FATAL
Pola Penyebaran
Bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan dan bisa masuk ke dalam peredaran darah. Hal ini akan diikuti oleh terjadinya peradangan pada usus halus dan usus besar. Pada kasus yang berat, jaringan yang terkena bisa mengalami perdarahan dan perforasi (perlubangan).
Bakteri tifoid ditemukan dalam tinja dan air kemih penderia. Penyebaran bakteri bisa terjadi karena pencucian tangan yang kurang bersih setelah buang air, melalui air dan makanan yang tercemar, atau lalat yang menyebarkan langsung dari tinja ke makanan.
Di kota-kota besar, dimana sumber air untuk minum dan mencuci bahan makanan berasal dari air kali yang sekaligus berfungsi sebagai penampungan limbah atau kakus, bakteri tifoid yang lolos dari proses pemasakan dapat berada dalam minuman dan makanan.
·  

DAFTAR PUSTAKA
  
 Manfred H. Wolff, Stefan Schünemann, Axel Schmidt (1999). Varicella-Zoster virus:                      molecular biology, pathogenesis, and clinical aspects. S. Karger AG. ISBN 978-3-8055-   6884-5. Page.1-3
·                    Jezek Z, Hardjotanojo W, Rangaraj AG (1981). "Facial scarring after varicella. A comparison with   variola major and variola minor". Am. J. Epidemiol. 114 (6): 798–803. PMID 7315828
·                     Robbins.1995.Dasar Patologi Penyakit. W.B.Saunders Company, Philadelphia, Pennsylvania.