Entri Populer

Sabtu, 11 Juni 2011

Laporan Identifikasi kapang dan khamir


BAB I
PENDAHULUAN

I.1        Prinsip  Percobaan
Pertumbuhan kapang dan khamir dalam media yang sesuai
II.2       Tujuan Percobaan
Mengetahui   jumlah  koloni dan  identifikasi kapang  dan  khamir yang terkandung atau terdapat dalam sample.

BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Teori Dasar
Selain bakteri, di dalam air limbah juga kerap ditemukan pertumbuhan mikrorganisme lain seperti : kapang, khamir dan protozoa dengan jumlah yang lebih terbatas dibandingkan dengan bakteri.
Secara makroskopis, adanya pertumbuhan kapang atau khamir lebih mudah dikenali, walaupun untuk memastikan identitasnya harus dilakukan juga beberapa percobaan yang lebih spesifik. Teknik identifikasi untuk kapang dan khamir yang sering dilakukan dan dapat diandalkan adalah pengamatan makroskopis terhadap pertumbuhannya dan mikroskopis denagn melihat cirri spesifik sporanya melalui percobaan “moist chamber”.
Hasil pengamatan kedunya kemudian dirujuk kepada pustaka, sehingga ditemukan jenis kapang atau khamir yang ditemukan.

II.2 Teori Tambahan
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menyebut jamur atau fungi, seperti cendawan, kapang, lapuk atau khamir. Jamur yang berbentuk filament disebut kapang, sedangkan khamir biasanya untuk sebutan yang uniseluler dan yang lebih mencolok penampilannya disebut jamur, misalnya jamur merang, jamur kelentos, dan jamur hijau. Untuk mempermudah menyebut digunakan satu kata nama yaitu fungi. Fungi berasal dari bahasa yunani yaitu mykes yang berarti jamur atau fungi.
Berikut merupakan ciri-ciri fungi :
• Merupakan organisme yang tidak berklorofil, oleh karena itu bersifa heterotrof. Hidup sebagai parasit, saprofit, dan ada pula yang bersimbiosis.
• Bersifat eukarion (mempunyai inti yang sejati), yaitu materi inti dibungkus olah membran inti.
• Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, yang bersel banyak berbentuk benang atau filamen. Berdasarkan sifat tersebut ukuran jamur sangat bervariasi dari yang sangat kecil (mikroskopis) sampai yang berukuran cukup besar (makroskopis).
• Berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
• Menyenangi lingkungan yang agak asam, kurang cahaya, terutama di tempat-tempat lembab yang mengandung zat organik. Fungi hidup di dalam tanah, pada tubuh manusia, binatang, atau tumbuhan yang hidup atau mati, bahkan pada pakaian, sepatu, atau makanan.
Fungi yang bersel banyak tubuhnya tersusun dari benang-benang yang disebut hifa, yang berdiameter 5-10 mikrometer. Hifa dapat bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada beberapa fungi, dinding sel atau dinding hifa mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama terdiri atas nitrogen organik, yaitu kitin.
Pada umumnya fungi lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan mikroorganisme lainnya. Khamir dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, fungi saprofit mempunyai optimum 22-30oC, sedangkan fungi patogen mempunyai suhu optimum 30-37oC. Beberapa spesies fungi dapat tumbuh pada suhu 0oC, dengan demikian dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan yang disimpan dalam lemari pendingin.
Beberapa jenis fungi dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaatnya antara lain dapat dimakan, sebagai bahan pengolahan makanan, menghasilkan antibiotik, dan sebagai pengurai dalam ekosistem. Tetapi tidak sedikit spesies fungi yang merupakan penyakit, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengamatan Bentuk Kapang
Kapang merupakan kelompok fungi yang mempunyai filamen (miselium) dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya pada makanan yang berserabut seperti kapas , warnanya putih hingga berbagai warna (bila spora sudah tumbuh) tergantung spesies.
Pengamatan pada kapang dilakukan dengan metode Moist Chamber. Caranya adalah pertama membersihkan gelas objek dengan kapas yang sudah diberi alcohol 70% kemudian dikeringkan. Tujuan daripada penggunaan alkohol adalah untuk meminimalisir mikroorganisme lain. Cawan petri dialasi kertas saring. Dalam cawan petri ini diletakkan gelas objek dan kaca penutup. Alat ini kemudian disteril. Kemudian meneteskan media agar PDA sebanyak 2 tetes yang agak melebar sehingga nanti dapat dipotong 1/3 bagiannya, dan didiamkan hingga membeku. Setelah agar membeku potong  1/3  bagian PDA tersebut dengan ose, sisihkan yang 1/3 dan PDA yang digunakan adalah 2/3 bagian. Ambil Rhizopus sp satu ose untuk dilekatkan pada sisi PDA yang telah beku. Pada saat pengambilan kapang dijumpai kesulitan karena kapangnya sulit diambil dan terlelu melekat pada akar. Sehingga kita mendapatkan kapang yang kurang bagus berwarna kehitaman. Mengoleskan vaselin pada 4 bagian sisi kaca penutup dengan bagian yang diberi vaselin tepat diatas agar yang telah ditanami, hal ini bertujuan untuk memberikan suasana aerob dan vaselin berguna untuk penyanggah kaca penutup agar tidak tertempel dengan media agat dan bakterinya. Untuk memberikan suasana lembab, aquades steril diteteskan ke atas kertas saring yang ada didalam cawan petri tadi. Mikrokultur tadi dieramkan selama 2 hari pada suhu kamar karena kebanyakkan kapang bersifat mesofilik dan suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30C. Setelah dua hari kapang diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x. Hasil yang didapat adalah kapang  terdiri dari hifa (miselium), berwarna putih , spora, sporangium dan sporangiophora. Namun  tak jarang miselium atau susunan spora menjadi pecah atau terputus sehingga penampakan di mikroskop kelihatan membingungkan.
Pengamatan Khamir
Khamir tergolong fungi uniseluler. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10. Reproduksi khamir terutama dengan cara perunasan. Dalam pengolahan pangan, khamir banyak digunakan untuk pembuatan roti, bir, wine,vinegar, dan pematangan keju.tetapi khamir juga dapat menyebabkan kerusakan pada sauerkraut, sari buah, dll.
Sulit membedakan antara khamir dengan bakteri pada medium agar, terkecuali kita melihatnya dengan menggunakann mikroskop.















BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN


III.1      Alat-alat & Bahan- bahan Percobaan
No.
Nama Alat/ Bahan
Jumlah/ Kelompok
1
Kaca obyek + tutup
2 set
2
Cawan Petri
2 set
3
Tissu
Secukpnya
4
Air suling
Secukupnya
5
Media SDA steril
1 mL
6
Vaselin
Secukupnya
7
Pisau/ cutter
1

III.2      Prosedur Percobaan
1.       Pengamatan Makroskopis
·         Isolate sampel yang telah diperoleh disiapkan dari pertumbuhan koloni pada media SDA. Gambar atau foto yang telah dibuat, kemudian diamati: warna, bentuk pertumbuhan, bentuk spora dan cirri lain yang spesifik.
·         Hasil pengamatan makroskopis dicatat
·         Catatan: Pertumbuhan kapang dapat ditentukan berdasarkan adanya spora seperti benang-benang atau bulu halus, sedangkan pertumbuhan khamir terlihat seperti lendir dan mengkilat.
2.       Pengamatan Mikroskopis
·         Cawan petri disiapkan dan ditempatkan 2-3 lapis tissue didalamnya, kemudian tissue diteteskan dengan air suling sampai kondisi lembab (tidak boleh terlalu basah ).

·         Kaca obyek diletakkan dan tutupnya diatas tissue basah.
·         Cawan petri yang telah berisi tissue lembab, kaca obyek + tutupnya disterilisasi dalam autoklaf.
·         Media SDA steril diteteskan sedikit pada bagian tengah kaca obyek dan dibiarkan menjadi padat.
·         Media SDA padat dibelah menjadi 2 bagian dengan cutter yang telah diflambir.
·         Isolate/ spora kapang atau khamir diletakkan pada bagian belahan tadi.
·         Bagian belahan media ditutup dengan kaca penutup yang telah diolesi vaselin pada ke-3 sisinya. Vaselin diusahakan agar tidak menyentuh spora.
·         Pembahasan  tissue yang menjadi alas kaca obyek dilakukan secara berkala.
·         Mikrokultur ini diinkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam.
·         Hasilnya dilihat dibawah mikroskop
·         Lakukan pencatatan dan pembuatan foto.
·         Kapang atau khamir diidentifikasi dengan cara hasil pengamatan diatas dibandingkan dengan buku rujukan.













BAB IV
HASIL PERCOBAAN

IV.I Data Percobaan
No.
Makroskopis
Mikrokospis
1


Kapang :
Keterangan: spora seperti benang-benang/ bulu halus berwarna putih pada kaca obyek



Keterangan: fibrin lebih jelas terlihat.
Dan berdasarkan pengamatan yang terlihat dapat diidentifikasikan termasuk jenis jamur dermatofita.
2.
Khamir

Keterangan: seperti lendir dan mengkilap berwarna krem
 Keterangan:
Berdasarkan pengamatan yang terlihat,dapat diidentifikasikasikan termasuk jenis jamur Nocardia asteroids, Nocardia brasiliensis



IV.II PEMBAHASAN
Tahap pertama dilakukan sterilisasi pada cawan Petri yang berisi tissue lembab, kaca objek beserta cover glass di dalam autoklaf pada suhu 121˚ selama 15 menit pemberian tissue lembab disini agar memudahkan pengambilan kaca obyek dari cawan Petri pada sat akan pengecekan secara mikroskop. Tissue lembab disini diumpamakan sebagai lingkungan untuk hidup mikroorganisme kapang dan khamir.
Tahap kedua yaitu pemberian media SDA steril pada bagian tengah kaca obyek dan dibiarkan menjadi padat dahulu. Jika diberikannya sebelum padat dan masih panas, kemudian kapang dan khamir tidak akan tumbuh.
Tahap selanjutnya adalah membelah media SDA padat menjadi 2 bagian dengan banduan cutter yang telah diflambir. Tujuannya agar mikroba yang terdapat di cutter mati dan cutte dalam keadaan antiseptis.
Langkah selanjutnya meletakan isolate/spora kapang/khamir pada bagian belahan tadi menggunakan kawat ose bulat untuk memudahkan penempelan isolate pada media.
Langkah selanjutnya menutup bagian belahan mediadengan cover glass yang diolesi vaselin pada ketiga sisinya, serta mengusahakan  vaselin tidak menyentuh spora. Agar dapat tumbuh dan berkembnag biak, saat pemberian Vaseline tidak perlu terlalu banyak, cukup sedikit saja asal permukaan cover glass menempel dan tidak mudah lepas. Jika terlalu banyak akan menyulitkan pada saat pengamatan mikroskopik.
Kemudian cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator suhu kamar selama 3 hari baru bisa diamati secara makroskopis maupun mikroskopis.
Pengamatan secara makroskopis didapatkan pertumbuhan kapang yang ditentukan adanya spora seperti benang-benang atau bulu halus. Sedangkan khamir terlihat seperti lender yang mengkilat bewarna kekuningan. Pengamatan secara mikroskopik dapat dilihat pada mikroskop, terdapat hifa yang tampak lebih jelas dalam kapang.





BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukandapat disimpulkan :
·         Identifikasi kapang dan khamir dilakukan dengan pengamatan makroskopis terhadap pertumbuhannya. Dan dalam percobaan ‘moist chamber’ untuk  melihat ciri spesifik sporanya dengan pengamatan mikroskopis.
·         Pada pengamatan makroskopis, pertumbuhan kapang dapat ditentukan berdasarkan adanya spora seperti benang-benang / bulu halus, sedangkan pertumbuhan khamir terlihat seperti lendir dan mengkilat.
·         Pada pengamatan mikroskopis dalam uji ‘moist chamber’ didapatkan bahwa kapang teridentifikasikan termasuk dalam jenis jamur Dermatofita seperti pada gambar 16. Sedangkan khamir teridentifikasi termasuk dalam jenis jamur Nocardia asteorides, Nocardia brasiliensis. Seperti pada gambar 22 berdasarkan buku pustaka yang tersedia.


DAFTAR PUSTAKA

·         Pelczar, M.J. and E.C.S Chan, Dasar-dasar Mikrobiologi, jilid 1 dan 2, terjemahan Ratna Siri Hadioetomo dkk. , UI-Press, Jakarta, 2005
·         http://renataemily.wordpress.com/  (pukul 17.30)
·         Ketchum, Paul A., Microbiology, Concepts and applications, John Willey and Sons, Singapore, 1988.







LAMPIRAN

1.       Apakah perbedaan makroskopis kultur kapang dan khamir ?
Jawab : Kultur kapang adanya spora seperti benang – benang atau bulu halus, sedangkan khamir adanya lendir yang mengkilat
2.       Ingatkan saudara kondisi optimal pertumbuhan yang diperlukan oleh kapang dan khamir ? Jelaskan dengan singkat.
Jawab : Kapang di inkubasi pada suhu 20 – 250C selama 5-7 hari, sedangkan khamir 30-350C selama 3 hari.
3.       Apakah fungsi tissue lembab pada percobaan ‘ moist chamber’?
Jawab : Untuk merekatkan cawan petri dan kaca objek pada saat disterilisasi dan di inkubasi, agar cawan petri dan kaca objek tidak bergeser.
4.       Bagaimanakah cara sterilisasi cawan petri yang berisi tissue dan kaca obyek?
Jawab :
a.     cawan petri yang tidak steril disiapkan, kemudian dilapisi tissue 2-3 lembar. Tissue tersebut dibasahi dengan aquadest sampai semua permukaan tissue lembab (tidak boleh terlalu basah)
b.     kaca obyek beserta cover glass diletakkan di atas tissue basah.
c.     cawan petri yang sudah berisi kaca obyek di atas permukaan tissue basah tersebut dibungkus dengan kertas sampul lalu disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121˚C
5.     dari percobaan ‘moist chamber’, dapatkah saudara bedakan ciri pertumbuhan kapang dan khamir?
Jawab :
Kapang merupakan kelompok fungi yang mempunyai filamen (miselium) dan berserabut seperti kapas , warnanya putih hingga berbagai warna (bila spora sudah tumbuh) tergantung spesies.
Khamir tergolong fungi uniseluler. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10. Penampakan yang terlihat khamir itu berlendi


Rabu, 08 Juni 2011